• baground baru
  • Sparta

Selamat Datang di Website SMPN 4 PURWAKARTA | Terima Kasih Kunjungannya.

Pencarian

Login Member

Username:
Password :

Kontak Kami


SMPN 4 PURWAKARTA

NPSN : 20217382

Jl. Jend. Ahmad Yani No. 41 Purwakarta


[email protected]

TLP : -


          

Banner

Statistik


Total Hits : 1389924
Pengunjung : 181128
Hari ini : 34
Hits hari ini : 136
Member Online : 416
IP : 18.97.14.91
Proxy : -
Browser : Opera Mini

KEPRIBADIAN PELAJAR INDONESIA SEMAKIN ABU-ABU OLEH IIS KARTIS




KEPRIBADIAN PELAJAR INDONESIA SEMAKIN ABU-ABU

OLEH  IIS KARTIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Tujuan pendidikan Indonesia adalah mengembangkan manusia utuh dan optimal, serasi dan seimbang, bukan pada intektualnya saja namun kepada kepribadian dan keterampilannya, serta pembentukan karakternya. Bangsa Indonesia dengan kepribadian timurnya yang menjunjung norma, baik norma agama, social dan norma budaya senantiasa manjadi kepribadian bangsa yang mengakar di jiwa bangsa Indonesia.

Perkembangan zaman dengan ditandai dengan adanya kemajuan teknologi dan informasi lambat laun menggeser pola kepribadian bangsa Indonesia dewasa ini.  Dengan degradasi moral yang diakibatkan oleh adanya pengaruh dari luar menjadi penyebab yang sangat dominan terjadi pada generasi muda sekarang ini.

Pelajar bangsa ini sebagai generasi penerus kelangsungan hidup bangsa menjadi penentu abadi atau tidaknya bangsa Indonesia. Kenyataan dapat dengan jelas terlihat bahwa telah terjadi perubahan kepribadian kearah yang lebih buruk dari sebelumnya. Hal itu terjadi karena para pelajar tidak mampu menyaring pengaruh yang datang dari lingkungan social dan teman sejawatnya yang dahsyat menyerang fondasi kepribadian dirinya.

Dinamika penduduk yang terjaaadi di kalangan pelajar baik di daerah maupun di perkotaan, dengan tendensi social yang sedemikian tinggi disadaria atau tidak telah ikut menjadi pemicu terjadinya degradasi moral dikalangan pelajar dan ditambah dengan atmosfer elit politik yang semakin kehilangan kearifan ddalam memburu kepentingan dan ambisi partainya. Korupsi dan kong kalikong busuk yang terus merajalela yang justru dilakukan oleh para terpelajar yang berdasi. Semuanya telah memperburuk keadaan dan menumpulkan nilai-nilai kemanusiaan dinegeri tercinta ini.

Hilangnya figure atau sosok yang layak dijadikan tauladan dalam lingkungansosial dewasa ini menjadikan generasi pelajar saat ini menjadi kehilangan arah dan bak anak kehilanga induknya. Sehingga menjadikan kepribadian pelajar dewasa ini menjdi tak jelas arah. Nilai-nilai lihur baku yang setiap hari mereka dapatkan di bangku sekolah sering kali dipaksa berhadapan dengan nilai-nilai kesesatan yang secara telanjang dan kasat mata terus menerus terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan kehidupan pelajar.

Nilai-nilai luhur yang baku bhadapan dengan nilai-nilai kesesatan menjadikan pola kepribadian pelajar menjadi abu-abu dan atau terpecah. Menjadikan generasi muda mudah terhasut dan terprovokasi oleh hal-hal agresifitas yang ada pada dirinya sendiri, sehingga ketika mereka berada disekitar kelompok yang memiliki keprntingan yang sama akan seakin tumbuh subur rasa agresifitas tersebut. Para pelajar berani mengorbankan nyawanya hanya demi gengsi dan solidaritas kelompok yang dianggapnya memiliki kepentingan yang sama.

Kepribadian pelajar saat ini telah banyak berubah jauh melenceng dari nilai-nilai luhur dari kehidupan bangsa dan Negara Indonesia.  Para pelajar hanya melirik egoisitas diri dan kelompoknya kearah yang memiliki kepentingan yang kurang sehat dan betapa tidak berdayanya pendidikan dalam menangkal pengaaruh negative dari kemajuan teknologi yang mempengaruhi kepribadian pelajarnya. Namun kita tidak dapat serta merta menyalahkanpendidikan yang tidak mampu menanamkan nilai-nilai luhur, nilai-nilai kearifamn hidup dan keluhuran budi di kalangan pelajar, selain itu pula pendidikan telah mengupayakan menyelenggarakan perdamaian pasca terjadinya konflik serta penindakan tegas baik dari pendidikan maupun dari kalangan berwajib untuk menimbulkan efek jera. Selebihnya tawuran pelajar yang menjadi persoalan bangsa yang telah terjadi secara sistemik sehingga orang tua, masyarakat, dan pemerintah perlu bersinergi untuk mencegah kemungkinan terjadinya kekerasan di kalangan pelajar sehingga tawuran tidak terjadi lagi.

Keluarga perlu dikembalikan lagi fungsinya sebagai sebagai  basis cultural dalam menciptakan warga Negara yang berbudi luhur, yang memiliki kearifan hidup, memiliki nilai-nilai luhur. Keluarga bekerjasama dengan pihak yang berwajib  sehingga dapat mendeteksi akan adanya penyimpangan tingkah laku serta dapat mendeteksi dan mencegah agar tawuran tidak melebar dan meluas, sementara itu pemerintah mempersiapkan fasilitas yang memungkinkan terjadinya kedamaian , keamana dan kenyamanan dalam belajar di sekolah.penambahan jam pelajaran pearlu segera direalisasikan agar para pelajar yang sedang mengalami perubahan kepribadian dan mengalami gejolak egoisitas yang dahsyat mampu untuk meredam emosionalnya, sehingga tawuran tidak akan terjadi lagi.

 Perubahan pola kepribadian baku ke pola kepribadian individualitas telah menjadi fenomena yang terjadi dewasa ini dengan tingkat kerawanan dalam perubahan pola kepribadian pelajar yang semakin sulit di terka. Penanaman pola kepribadioan yang menyimpang terlihat dari penananman nilai kearifan yang sangat sederhana namun sulit diterapkan di kalangan pelajar bangsa Indonesia disaat ini..

B. Rumusan masalah

 Setelah mempearhatikan latar belakang dengan adanya berbagai permasalahan yang terjadi dewasa ini   maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah:

  1. Bagaimana kepribadian bangsa Indonesia?
  2. Bagaimana kepribadian ideal seorang pelajar diindonesia ?
  3. Bagaimana pendidikan dapat memperkuat kepribadian para pelajar?

C. Tujuan

 Tujuan dari makalah ini adalah untuk:

  1. Mengetahui kepribadian pelajar di Indonesia saat ini
  2. Mengetahui kepribadian ideal pelajar
  3. Mengetahui pendidikan dapat memperkuat kepribadian para pelajar

D. Manfaat

  1. Bagi pelaku pendidikan

a. Mengetahui pola kepribadian bangsa di masa yang akan datang

b. Mengetahui tindakan tepat yang harus dilakukan pendidikan terhadap perubahan pola kepribadian para pelajar.

2. Bagi Pemerintah

a. Dapat mempersiapkan fasilitas yang efektif digunakan oleh kalangan pelajar.

b. Menentukan kebijakan dalam pengelolaan pendidikan yang mengarah pada penanaman nilai moral

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kepribadian

Kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seseornag individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Menurut pengertian sehari-hari pengertian kepribadian dengan cirri-ciri menonjol pada diri individu, seperti: pemalu, , supel, pengecut dan lain-lain.

Menurut penjelasan Allport kepribadian merupakan sebagai suatu  organisasi baik (aspek psikis maupun fisik) yang merupakan suatu proses sehingga dapat disebutkan bahwa keopribadian adalah sesuatu ynag dapat dirubah secara eksplisit Allport menyebutkan bahwa kepribadian secra teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Menurut Sigmund Freud kepribadian terdiri dari 3 sistem utama: id, ego dan super ego, setiap tindakan seseorang itu merupakan intreaksi dan keseimbangan antara ketiganya tersebut diatas.

B. Pendidikan

Pendidikan adalah penyemaian dan penanaman adab (ta’dib) secara utuh, dalam upaya mencontoh utusan Alloh, Nabi Muhammad Saw, sehingga menjadi manusia sempurna ( Prof. Juntika: 2011).

Pendidkan merupakan proses yang dilakukan secara sadar menuju dunia yang lebih tinggi.

Pendidikan mengimplemantasikan perubahan-perubahan dalam kognisi melalui pengenalan-pengenalan pengetahuan, informasi dan keterampilan baru, juga terdapat perubahan dalam segi afektif yang berhubungan dengan perasaan, sikap dan emosi ( Dr. Kama abdul hakam:2008)

Menurut maskawih DALAM Prof Sofyan Sauri; 2012) Guru berfungsi sebagai orang tua atau bapak rohani, tuan manusiawi, atau orang yang memuliakan, dan kebaikan yang akan diberikan adlah kebaikan Illahi.

Pendidikan adalah suatu proses perubahan yang dilakukansecara sadr yang dilakukan manusia untuk merubah manusia dari suatu kondisi kepada kondisi yang lainnya yang lebih baik ((prof.Sofyan sauri: 2006).

Hakikat pendidikan menurut Nursid (2002), Proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan dan kematangan. Sedangkan menurut H.P. Fairshild (1964) mengemukakan  bahwa educationis the acculturation of newer and /or younger members of society by the older. The institution-proccess whereby the accumulated ideas, standards, knowledge, and techniques of society are transferred to or imposed upon the rising generation.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Fenomena kepribadian pelajar  dewasa ini

Kemajuan teknologi dan informasi yang diterima oelh bangsa didunia khususnya Indonesia , telah memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan bangsa dan Negara, dengan telah di kuasainya IPTEK oelh sebagian besar masyarakat dan telah masuk juga ke setiap keluarga seperti TV, Telpon, HP, bahkan internet mempermudah akses masyarakat untuk dengan mudah mendapatkan informasi dari pelosok dunia. Namun dampak positif selalu signifikan dengan dampak negaatif yang menyertainya. Kemajuan di bidang IPTEK telah memberikan pengaruh negative bagi semua kalangan khuusnya kalangan pelajar yang masih memeilik kepribadian yang labil sehingga mereka menerima semua informasi dengan mentah-mentah tanpa adanya penyaringan dari diri mereka apakah hal tesebut cocok dengan kepribadiannya atau tidak.

Merokok dikalangan pelajar sudah dianggap biasa bahkan mereka sudah berani merokok di sekitar sekolah tanpa ada teguran dan larangan, Narkoba, pergaulan bebeas ( seks bebas) dikalangan pelajar banyak ditemui hampir 50% pelajar SMP di  Indonesia telah melakukan sek bebas hal itu sangat memprihatinkan kita. Fenomena tawuran yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia baik di pedesaan ataupun di perkotaan menjadi penyakit sistemik bagi pendidikan yang harus segera di tindak lanjuti dengan segera.

Pendidikan sebagai wadah penanaman nilai kearifan bagi peserta didik belum dilaksanakan oleh para guru sebagi orang tua di sekolah yang tugasnya bukan saja mengajar tetapi juga mendidik. Namun sayang fungsi guru sekarang ini terreduksi hanya sebatas transfer knowledge saja artinya guru lebih banyak bertugas mengajar saja daripada menanamkan nilai-nilai edukaatif kepada para anak didiknya.

Fenomena interaksi social antara guru dengan anak didiknya akhir nya dirasakan gersang diman guru dan para anak didiknya berjalan sendiri-sendiri maka tidak mengherankan sisi humanis para anak didik terbengkalai sehingga wajar terjadi tawuran, kekerasan, pemalakan, pergaulan bebas dan sejenisnya marak terjadi di kalangan para pelajar termasuk mereka yang menjadi korban pecandu narkotika.

Konflik yang terjadi dikalangan pelajar nampaknya telah menjadi fenomena klasik, namun kesadaran kolektif untuk membangun perdamaian dan keamanan diantara pelajar baru tumbuh setelah terjadinya peristiwa  anomaly semacan itu terjadi.timbul pertanyaan apakah sudah sedemikaian tak bedayanya pendidikan dalam mendidik peserta didiknya? Sehingga sudah tidak mampu untuk menumbuh kembangkan, menyemaikan dan menyuburkan nilai-nilai kemanusiaan kepada para peserta didiknya.

Namun kita tidak menyalahkan sepenuhnya terhadap pendidikan, lingkungan keluarga juga yang merupakan besik cultural tempat terajadinya penanaman awal  nilai-nilai kemanusiaan, nilai- luhur, dan nilai – nilai kearifan budi pekerti dengan disertai fungsi control dari masyarakat turut serta membantu pendidikan untuk mencegah terjadinya degradasi moral yang tengah melanda pelajar Indonesia.

B. Penyebab perubahan kepribadian

 Kepribadian pelajar Indonesia dewasa ini menjadi sorotan sebab kepribadian luhur yang seharusnya dimiliki oleh bangsa ini khususnya pelajar menjadi tak jelas arahnya, apakah kepribadian timur atau barat? Apakah kepribadian berasaskan Pancsila atau bukan, kepribadian pelajar Indonesia semakin tidak terarah, banyaknya perubahan kepribadian yang tengah melanda para pelajar kita harus segera di tangani dengan cepat dan serius serta dilaksanakan bahu membahu oleh seluruh komponen bangsa dari mulai keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan baik formal maupun non formal dan pemerintah itu sendiri. Sehingga akhirnya kepribadian pelajar menjadi jelas kembali arah dan tujuannya yaitu kepribadian yang menjunjung nilai-nilai kearifan, nilai agama dan social serrta kultur bangsa Indonesia yang berasaskan Pancasila.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan kepribadian pelajar dewasa ini adalah:

  1. Kehillangan figure yang bisa di jadikan panutan
  2. Kurangnya pendidikan dan pemahaman akan nilai-nilai religi
  3. Menyerap seluruh informasi dan teknologi yang mereka terima
  4. Menghalalkan semua cara demi mencapai sebuah kepentingan dan atau ambisi
  5. Menempatkan kepentingan pribadi diatas kepentingan golongan
  6. Kurang sehatnya interaksi antara guru dan pelajar
  7. Rendahnya kepedulian social dikalangan pelajar

 Faktor- faktor penentu kepribadian

Menurut Elizabeth B Hurlock: …(than) yang menjadi factor penentu kepribadian seseorang atara lain adalah:

1. Keluarga.

Keluarga menjadi factor penentu kepribadian yang paling berpengaruh pada kepribadian anak, karena di dalam keluarga tersedia waktu yang sangat banyak untuk terjadinya pendidikan nilai, hubungan emosional diantara angggota keluarga sangat erat sehingga saling mempengaruhi satu sama lain seperti anak laki-laki yang meniru figure ayah atau ibu mereka maka mereka akan cenderung mengidentifikasi dan meniru kepribadian ayah atau ibu mereka. Keamanan dan kenyamanan yang ada di dalam rumah juga menjadi factor penentu kepribadian, seorang anak akan merasa aman dan nyaman manakala ada di dalam keluarga yang demokratis, saling harga menghargai, merasa penting satu sama lain,

2. Lingkungan / social

Tidak ada seorang manusiapun yang mampu hidup sendiri pasti semuanya memiliki Kemampuan manusia bersosialisasi sangat dinamis dan ditentukan pada awal kehidupannya. Ada yang memiliki sifat introvert dan adapula yang ekstrovet

3. Teman sejawat

Pengaruh paling dekat dan sangat mudah untuk diterima bagi anak-anak remaja adalah pengaruh yang datangnya dari teman sejawat atau teman sepermainan. Hal tersebut dikarenakan mereka merasa aman apabila mereka mencurahkkan isi haatinya atas sesuatu yang tengah terjadi atu tengah dialaminya. Mereka akan dengan sangat bebas menyungkapkan unek-unek yang ada dalam hatinya.

Para pelajar akan bergaul dengan teman-temannya dan saling mempengaruhi, saling memberi masukan akan sesuatu hal yang belum tentu benar menurut orang dewasa. Mereka hanya menganggap bahwa apa yang mereka beerikan adalah hal yang terbaik menurut pandangan  mereka.

3. Media masa

Pengaruh perubahan kepribadian yang dirasakan dampaknya dengan sangat cepat adalah pengaruh yang datangnya dari media masa: Koran, Televisi., Internet. Dengan adanya kemajuan IPTEK dirasakan lebihbanyak fakator negative-nya. Tayangan pengguna Narkotika ditayang kan baik oleh Koran, majalah dan televisi serentak memperdengarkakknya, Fenomena kehidupan pergaulan  yang pelakunya dari mulai penganggur, buruh rendahnya, sampai kepada para pejabat atau para pimpinaan bangsa dan Negara tercinta ini. Lalu bagaimanakah cara menaggulanginya?

4. Religi

Pendidikan agama menjadi pendidikan yang menyeluruh dimana setiap aspek kehidupan baik dari diri sendiri, lingkungan terdekat yaitu keluarga, dunia kerja atau usaha memerlukan suatu upaya meenanamkan pendidikan nilai-nilai yang luhur sehingga kepribadian kita tetap menjaddi kepribadian yang mulia memiliki cirri khas yang tidak t ergoyahkan dalanm situasi dan kondisi apapun.

Namun apa yang akan terjadi dengan kepribadian pelajar apa bila pendidikan agama tidak diajarkan, tidak dilatihkan dan tidak di praktekan dalam kehidupan. Para pelajar  yang menujukkan kepribadian yang tidak sehat biasanya sudah pasti mereka kurang atau bahkan tidak mendapat pendidikan religi ( agama) yang kuat. Sehingga keimanan dan ketaqwaannya akan cepat tergoyahkan oleh pengarruh yang datang menyongsong di kehidupannya. Mereka tidak mampu untuk membendung pengaruh negative yang datang dari segala arah mata angin dan akhirnya kepribadiannya pun akan menjadi goyah dan terbawalah mereka pada tawuran, narkoba, kehidupan bebas, dan lain-lain.

Maka kebutuhan akan pendidikan religi sangat penting dan memiliki peran yang sangat tinggi dalam membina, mengembangkan kepribadian setiap insane yang ada didunia ini yang akhirnya, kehidupan dan kepribadian bangsa ini khususnya pelajar tidak menjadi abu-abu.

5. Kepribadian ideal/ sehat   

Seperti telah kita bahas pada bagian sebelumnya bahwa kepribadian pelajar kita saat ini sedang di pertanyakan. Kepribadian yang ideal yang harus dimiliki oleh seorang pelajar diantaranya adalah:

  1. harus mampu menilai dirinya sendiri secra realistis yaitu penilaian tentang kelebihan atau kekurangan dirinya sendiri baik secara fisik maupun keterampilannya.
  2. Harus mampu menilai situasi secara relistis; mampu menerima kondisi (kenyataan) yang dihadapinya dengan kesadaran bahwa kehidupan itu tidak ada yang sempurna.
  3. Mampu menilai prestasi secara realistis: apabila memperoleh prestasi sangat tinggi dia tidak sombong dan bilat idak mendapatkan prestosi tinggi ( yang memuaskan) maka dia tidak akan bereaksi secara frustasi.
  4. Harus menerima tanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
  5. Dapat mengontrol emosi
  6. Mandiri: mampu mengarahkan dan mengembangkan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
  7. Berorientasi tujuan: berdasarkan pertimbangan matang dia mampu untuk merumuskan tujuan-tujuan hidupnya.
  8. Penerimaan social: mereka mampu untuk berinteraksi dalam melaksanakan kegiatan –kegiatan social di lingkungannya.

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengaruh IPTEK,  terhadap kepribadian para pelajar Indonesia dirasakan sangat mempengaruhi pada pola kepribadian para pelajar Indonesia akhir-akhir ini. Degradasi moral yang kini melanda bangsa Indonesia khususnya kaum muda (pelajar) menimbulkan perubahan akan kepribadian yang dimiliki .

Beberapa factor penentu perubahan kepribadian antara, lain factor, keluarga, social, teman sejawat, mass media dan religi diharapkan menjadi penentu yang amat tepat untuk diambil sauri teladannya dan di jadikan acuan pada kepribadian pelajar yang jelas yaitu kepribadian yang berasaskan kearifan dan budi luhur serta berasaskan pancasila sesuai dengan kepribadian bangsa dan Negara Indonesia.

Disamping itu kepribadian yang sehat harus senantiasa diperhatikan dan ditanamkan kepada para pelajar agar nilai-nilai lurur dan mulia dapat dikembangakan sehingga tidak akan ada lagi pelajar yang memiliki kepribadian abu-abu.

B. Saran

Dalam menanamkan kepribadian di lingkungan pelajar sebaiknya dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara terpadu : keluarga, lingkungan sosil dan atau masyarakat, dan pendidikan baik formal maupun non formal dan tentu saja pemerintahkan menfasilitasinya dengan cara mencari sarana dan prasarana sebagainya.

Pendidikan yang dilakukan oleh para guru di dalam pendidikan formal dan non formal harus mengedepankan keteladanan sebab pasra pelajar akan lebih mudah mencontoh kepribadian dari seorang mudel yaiyu gurunya, orang tuanya, dan para pemimpin elit politik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sauri Sofyan , (2012. Pendidikan karakter dalam perspektif islam, Rizqi press .

Sauri Sofyan, (2006), pendidikan berbahasa santun, Bandung, PT Genesindo

Sumaatmadja Nursid, (2000), Manusia dalam konteks Sosial dan lingkungan Hidup, Bandung, Alfabeta.

Sumaatmadja Nursid, (2002), Pendidikan Pemanusiaan manusia Manusiawi, Bandung, Alfabeta.

Hakam kama abdul, (2008), Pendidikan Nilai, Bandung, Value Press

Hurloch Elizabeth B, (1974), personality development,McGraw Hill book company




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas